POSONAN Ke-7 di Ponpes Al-Mustaqim
Ucapan, gerakan, rasa, dan entah bentuk syukur apapun itu hanya
untukmu, Ya Allah, Tuhan semesta alam, sang pemilik jiwa dan raga, pemilik
langit dan bumi, pemilik cinta dan kasih, pemilik segalanya. Pada malam ke-4
ini, hambamu masih Engkau berikan kesehatan dan kemampuan menjalani hidup yang
telah genap 18 tahun.
Jika diingat-ingat, malam ini adalah malam tahun ke-7 aku mengikuti
pengajian Posonan di Pondok Pesantren Putra-Putri Al-Mustaqim Bugel Kedung
Jepara, Alhamdulillah... ya, sekarang sudah paling besar (walaupun masih
bodoh banget) dan paling tua dari seluruh kelas yang ada. Jika dirasakan, Loh,
kok cepet banget yah???
Jadi inget deh, tahun 2010, waktu awal mondok di Al-Mustaqim, saat
masih polos banget, masih imut, dan masih suka nangis {nangis terus kalee} hehe...
Ya, saat itulah awal berpisah dengan orang tua, awal cuci baju sendiri,
awal makan tanpa harus disuruh, dan masih banyak hal lagi yang perlu
beradaptasi dengan lingkungan. Tentunya ada senang, sedih {ya nangis itu tadi,
hehe}, ada semua.
Banyak ilmu, banyak teman, dan banyak sekali kenangan yang bisa
dirasakan saat itu. Salah satunya
adalah kata ibu, aku jadi tambah putih. Hahaha. Karena kenangan itu pula yang
menjadikanku ketika melihat anak santri baru yang masih kecil dan polos bermain
dengan temannya, yang ku rasakan adalah bahagia‒ada keindahan tersendiri karena
melihat mereka. Sungguh sangat kangen masa-masa itu. Jadi baper deeeh...
Terima kasih ayah... terima kasih ibu... yang telah memondokkanku.
Hingga aku tahu apa itu isim, apa itu sholat, apa itu teman, dan apa itu cinta.
Tahun ke-7 ini tak ku sangka akan menjadi tahun terberat
untukku—melihat keseriusan Kang Umam, merasakan kelucuan Mujab, Zamzam, Basyar,
Kang Ulil, memandang kepolosan Fendi dan Fadhil adalah hal terakhir yang dapat
ku jumpai. Sebentar lagi harapan dan cita-cita telah menganga lebar di depanku.
Aku tahu, aku belum dapat memberikan hal yang berarti untuk mereka,
lebih-lebih untuk Al-Mustaqim. Namun, aku berjanji, suatu saat nanti....
Terima kasih Al-Mustaqim, terima kasih Malida, terima kasih Bugel,
terima kasih Jepara, dan terima kasih semua. Ada beribu kenangan berlalu. Ada
berjuta kisah yang belum selesai untuk diceritakan. Ada begitu banyak keindahan
saat bersamamu.... :-*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar